Sejarah Pasar Gede dan Kuliner Legendaris di Pasar Gede Solo
Pasar Gede menjadi saksi sejarah perkembangan Kota Solo dan dinamika masyarakatnya. Bukan hanya sebagai tempat transaksi jual beli, Pasar gede juga merupakan destinasi incaran para wisatawan. Bangunan yang eksotis dan beragam event budaya yang kerap digelar menjadi magnet yang melenakan. Belum lagi, kuliner lezat dan legendaris di Pasar Gede Solo sangat menggiurkan. Sahabat Nirmala tertarik untuk mencicipinya?
Sekilas Sejarah Pasar Gede di Solo
Apabila kamu sedang merencanakan berlibur ke kota Solo dan masih bingung dalam menentukan tujuan berwisata, coba deh ke Pasar Gede. Destinasi wisata sejarah dan kuliner di Pasar Gede barangkali bisa melengkapi daftar kunjungan anda selama berlibur di kota Solo. Pasar Gede Harjonagoro, yang berarti Pasar Besar, merupakan salah satu tempat bersejarah yang ikonik dan pusat ekonomi bagi masyarakat Solo sejak jaman dahulu. Pasar Gede juga dikenal sebagai salah satu pusat kegiatan budaya yang banyak diminati masyarakat Solo dan sekitarnya.
Kamu dapat menikmati wisata sejarah yang eksotis di Pasar Gede, dari mulai arsitektur bangunannya yang megah dan unik. Pelataran pasar yang tak pernah sepi, bangunan toko pecinan kuno yang tersebar disekitar lokasi pasar sangat menarik loo. Cerita sejarah akulturasi budaya masyarakat Solo menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kisah Pasar Gede. Di bagian luar bangunan pasar terbesar di kota Solo ini pun, Sisa-sisa pengaruh budaya budaya eropa masih jelas terlihat.
Ornamen bangunan jawa masih terasa kental di eksterior pasar, seperti pada atap gerbang pasar yang berbentuk limas joglo. Perpaduan budaya dua bangsa ini sudah terjadi sejak pertama kali Pasar Gede berdiri. Hal ini dikarenakan Pasar Gede sendiri telah ada dari sejak jaman Belanda dahulu. Pasar Gede pertama kali dibangun pada tahun 1927 dan selesai dibuat pada tahun 1929.
Setahun kemudian, pada tahun 1930 pasar ini diresmikan pertama kali tahun 1930 oleh Sinuhun Sri Susuhunan Paku Buwono X. Saat itu Beliau merupakan Raja di wilayah Keraton Surakarta Hadiningrat. Pasar Gede menjadi bangunan publik termegah dan paling modern di Kota Solo. Gambar arsitektur Pasar Gede sendiri dirancang oleh seorang arsitek asal Belanda yang bernama Ir. Thomas Karsten.
Selain nilai sejarahnya yang unik, Pasar Gede juga terkenal akan gelaran budaya pesta rakyat yang disebut grebeg. Grebeg berarti upacara, iring-iringan, keramaian. Grebeg ini dibalut dengan acara yang bertemakan festival budaya. Misalnya grebeg syawal, grebeg maulud, dan juga grebeg sudiro yang diadakan tujuh hari menjelang tahun baru imlek. Acara-acara tersebut sangat disukai oleh warga lokal Solo dan sekitarnya. Bahkan banyak wisatawan lokal maupun asing datang dan menyaksikan secara langsung di area sekitar Pasar Gede.
Kuliner Legendaris di Pasar Gede yang Patut Kamu Coba
Mengunjungi Pasar Gede di Solo, belum lengkap jika belum mencicipi kuliner legendaris yang hanya ada di sana. Biar pengalaman berwisatamu semakin lengkap, berikut ini Nirmala rekomendasikan 6 kuliner legendaris di Pasar Gede yang patut kamu coba. Simak ya!
1. Lenjongan
Kalau kamu penyuka jajanan pasar yang peduli kesehatan, lenjongan sangat direkomendasikan. Lenjongan sendiri merupakan makanan khas Solo yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti tepung beras dan singkong, serta tanpa pengawet. Lenjongan sebagai kuliner sendiri sebagai salah satu kuliner Solo legendaris di Pasar Gede, terdiri dari beberapa jenis makanan tradisional seperti Getuk, Cenil, Klepon, Tiwul, Gendar, Ketan Putih, Ketan Hitam, Jongkong dan Sawit.
Dari sekian jenis makanan tersebut, kamu boleh memilih semua jenis makanan atau hanya beberapa jenis saja. Misalnya kamu hanya memilih Klepon, Getuk dan Ceniil atau Ketan Putih dan Ketan Hitam, atau Getuk saja. Bebas sesuai selera kamu. Harga 1 pincuk kuliner legendaris Pasar Gede ini dihargai antara Rp 3.000 hingga Rp 5.000. Sangat terjangkau bukan?
2. Es Dawet Selasih Bu Dermi
Kuliner legendaris Pasar Gede berikutnya adalah Es Dawet selasih Bu Dermi. Kalau ini untuk kamu penikmat minuman yang bernuansa dingin. Es Dawet Selasih Bu Dermi yang merupakan salah satu kuliner Solo legendaris di Pasar Gede cocok untuk dicoba sebagai alternatif. Sebagai salah satu kuliner legendaris asal Solo, Es Dawet Telasih Bu Dermi sangat diminati banyak orang, baik dari masyarakat sekitar Solo maupun para pendatang.
Es Dawet Selasih Bu Dermi kini telah beralih ke generasi ketiga, itu artinya Es Selasih Bu Dermi memang telah lama eksis dan memiliki banyak peminat. Usaha Es Dawet Selasih Bu Dermi ini dirintis pertama kali sejak tahun 1930an, tak lama setelah Pasar Gede Harjonagoro ini berdiri. Sungguh luar biasa! Kamu dapat menikmati kuliner legendaris Pasar Gede ini setiap hari mulai pukul 15.00 WIB. Dengan membayar Rp 8.000,- sudah dapat menikmati semangkuk penuh Es Selasih ini.
Es Dawet Selasih Bu Dermi terdiri dari tape ketan, cairan gula, biji selasih, ketan hitam, jenang sumsum, dan santan khas dari warung Bu Dermi. Meski tempatnya tak luas, namun warung es dawet bu Dermi dulu langganan Presiden Jokowi lho.
3. Nasi Liwet Bu Sri
Nah, kalau menu kuliner legendaris Pasar Gede yang satu ini tak usah ditanya kelezatannya, Nasi Liwet! Dekat dengan lapak-lapak para penjual buah, terdapat salah satu penjual liwet yang memiliki banyak pelanggan setia. Itulah lokasi lapak Nasi Liwet Bu Sri berada. Bila kamu penyuka makanan yang gurih dan bersantan, wajib mencicipi menu kuliner legendaris Pasar Gede yang satu ini. Nasi gurih (atau nasi uduk) dilengkapi dengan syur sambal goreng krecek, plus sajian lauk suwiran daging ayam dan telur pindang akan melengkapi kelezatan menu tradisional yang legendaris ini.
4. Brambang Asem Tempe Gembus
Berapa banyak dari kamu yang saat berkunjung ke Solo suka mencari makanan pedas? Nah, ada kabar baik nih. Terdapat kuliner Solo legendaris di Pasar Gede lainnya yang sangat kental dengan rasa pedas, namanya Brambang Asem.
Brambang Asem merupakan sajian kuliner berupa daun ubi jalar yang telah dibersihkan tangkainya dan telah direbus. Daun ini dicampur dengan sambal yang dibuat khusus dari cabe, bawang merah, terasi, garam dan asam jawa. Asam sendiri akan memberikan nuansa rasa yang segar dan sedikit masam. Sambal asam jawa yang bercampur dengan rebusan daun ubi jalar akan terasa segar di mulut. Harga per porsi kuliner legendaris ini sekitar Rp 4.000 – Rp 5.000 di Pasar Gede. Oh iya, jika kamu sedang di Pasar Gede, kamu bisa menemukan Brambang Asem ini dekat penjual makanan lenjongan yah.
5. Tahok
Tahok termasuk kuliner legendaris di Pasar Gede. Kuliner ini merupakan makanan khas Solo yang dibuat dari bahan utama sari kacang kedelai dan disajikan bersama dengan racikan air gula dan jahe. Rasanya sangat segar dan mudah dimakan, serta bagus untuk pencernaan. Bila kamu sedang tidak enak badan, flu, atau sedang kurang tenaga, maka hidangan Tahok yang kaya akan kandungan protein dan Vitamin B ini sangat cocok.
Kuliner Legendaris Pasar Gede ini bahkan sudah ada sejak tahun 1968 silam, dan masih berjualan hingga sekarang. Adalah Pak Citro, sang peracik dan penjual hidangan Tahok di Pasar Gede telah memulainya dari tahun 1968. Sebagai salah satu senior penjaja kuliner di Pasar Gede, Tahok Pak Citro sangatlah dikenal oleh masyarakat Solo. Bahkan banyak pula pendatang yang menjadi pelanggannya dikala berkunjung ke Kota Solo.
6. Timlo Sastro
Nah yang terakhir dari daftar 6 Kuliner Legendaris Pasar Gede ini adalah Timlo Sastro yang sudah melegenda di Kota Solo dan sekitarnya. Rangkaian kuah Sup dengan toping seperti jeroan ayam, sosis, suwiran ayam, kentang goreng pipih, misoa, dan pindang telur menjadi kombinasi yang komplit untuk memanjakan lidah anda dan kolega. Semua paket 1 porsi timlo komplit tersebut bisa dinikmati dengan harga sekitar Rp 25.000,- /porsi.
Pada tahun 1952, diceritakan bahwa Pak Sastro-lah yang pertama kali memperkenalkan hidangan timlo ke masyarakat Solo. Kuliner ini diperkenalkan sebagai menu di kala sarapan. Filosofi itulah yang dipegang hingga sekarang, karena warung makan Timlo Sastro di belakang Pasar Gede buka mulai dari pukul 06.30 – 15.30 WIB setiap harinya. Timlo Sastro saat ini sudah dikelola oleh generasi kedua atau anak-anak langsung dari pak Sastro di Solo.
Demikianlah sedikit cerita tentang sejarah Pasar Gede di Solo dan kuliner legendaris yang perlu kamu coba saat mengunjunginya. Masih ada banyak kuliner lain yang belum disebutkan. Kamu dapat menemukannya sendiri dan menuliskan ulasannya versi kamu pada kolom komentar. Jadi, kamu sudah ada rencana ke Solo belum?
Solo emg engga pernah habis ya buat diulas. Btw aku selalu suka tulisan Mba Mae, lengkap dan jelas. Paket komplit pokoknya 🙂
Iya nih ada terus bahan tulisan, yang ga ada waktu buat nulisnya, hehe.
Duh, nasi liwetnya bikin ngiler..
Semoga ada kesempatan ke Solo..
Nasi liwet banyak yang jual di Jakarta, tapi rasanya belum tentu sama dan harganya jelas beda.
Jadi pengen ngulang makan2 di Pasar Gedhe lagi, nih. Kapan2 barengan kuy, Mae!
Enak-enak semua. Yuk, mudah-mudahan waktunya cocok.
Duh bikin ngiler semua nih makanannya Kak!
Iya, murah-murah banget ini. Inceran para wisatawan.
Kuliner Legendaris di Pasar Gede Solo emang semuanya enak. Etapi tergantung selera juga sih.
Brambang Asem Tempe Gembus, namanya kok lucu. Kaya gabungan nama gitu…
Iya betul, hehe. Kak Risti ngga ngerti bahasa jawa ya? Brambang itu bawang merah, asem itu buah asam jawa. klo gembus itu artinya kayak kosong gitu. jadi tempe gembus itu tempe yang dalemnya gembus, hihi. Aku asal nerjemahin 😀