Jenis Pencatatan Transaksi Pada Akuntansi Perusahaan Dagang

Berdasarkan jenis penjualannya, perusahaan dapat dikelompokan menjadi dua jenis. Yaitu Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa. Pada prinsipnya, Perusahan Dagang tentu perusahaan yang kegiatannya membeli barang, menyimpannya, kemudian menjual kembali barang dagangannya tanpa mengubah atau mengolahnya. Sedangkan Perusahaan Jasa yaitu kegiatan menjual jasa seperti Salon, Bengkel, EO, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dalam pembahasan kali ini yang akan kita soroti yaitu Perusahaan Dagang nya.

Berhubung dari jenisnya sudah berbeda, tentu pencatatan dan pengolahan data yang dilakukan juga berbeda. Dimana dalam pembukuannya, Perusahaan Dagang harus menggunakan Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Bukan malah menggunakan Sistem Akuntansi Perusahaan Jasa.

So, dari hal ini Anda dapat memahami bahwa jika Anda memiliki usaha dagang, Anda juga harus memiliki sistem untuk mencatat Pembelian, Persediaan Barang, serta mencatat transaksi Penjualan dan Biaya atas barang dagangan Anda yang dapat dikenal dengan Harga Pokok Penjualan.

Akuntansi Perusahaan Dagang

Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjabaran mengenai Akuntansi Perusahaan Dagang dibawah ini :

  1. Pembelian

Dalam Akuntansi Perusahaan Dagang, transaksi Pembelian dilakukan supaya perusahan Anda memiliki barang dagangan untuk dijual kembali. Dan pencatatan Akuntansinya, terdapat 2 sistem pencatatan. Yaitu pencatatan Sistem Periodik dan pencatatan Sistem Perpetual. Berikut adalah contoh pencatatannya :

Pembelian secara Tunai dengan pencatatan Sistem Periodik

  • Pembelian (Debet)
  • Kas (Kredit)

Artinya, Kas Anda berkurang untuk membeli barang sehingga Pembelian bertambah di kolom Debet, dan Kas berkurang di kolom Kredit.

Pembelian kredit dengan pencatatan Sistem Periodik

  • Pembelian (Debet)
  • Utang Dagang (Kredit)

Artinya, Anda memiliki Utang di kolom kredit, atas Pembelian secara Kredit. Sehingga pembelian ada di kolom Debet.

Pembelian Tunai dengan pencatatan Sistem Perpetual

  • Persediaan Barang Dagangan (Debet)
  • Kas (Kredit)
Baca Juga :  Inilah Kekurangan dan Kelebihan Sistem Konsinyasi yang Harus Diketahui Oleh Pebisnis

Pembelian Kredit dengan pencatatan Sistem Perpetual

  • Persediaan Barang Dagangan (Debet)
  • Utang Dagang (Kredit)

Nah, dari ke empat jurnal di atas, Anda dapat memahami bahwa Sistem Periodik akan mencatat jumlah Persediaan Barang Dagangan dengan melakukan perhitungan fisik di akhir periode. Sedangkan Sistem Perpetual akan mencatat Persediaan Barang Dagangan secara langsung di akun Persediaan.

Sehingga, atas perbedaan yang terjadi, di akhir periode pada Sistem Periodik akan mencatat Harga Pokok Penjualan dengan jurnal sebagai berikut :

  • Harga Pokok Penjualan (Debet)
  • Pembelian (Kredit)
  1. Penjualan

Dalam Akuntansi Perusahaan Dagang, pencatatan transaksi Penjualan menggunakan Sistem Periodik pun hampir sama dengan pencatatan transaksi Pembelian. Yaitu :

Penjualan Tunai dengan pencatatan Sistem Periodik

  • Kas (Debet)
  • Penjualan (Kredit)

Hal ini berarti Anda telah melakukan Penjualan secara Tunai dan Kas Anda bertambah. Sehingga Kas ada di kolom Debet, dan Penjualan di kolom Kredit.

Penjualan Kredit dengan pencatatan Sistem Periodik

  • Piutang Dagang (Debet)
  • Penjualan (Kredit)

Sementara Anda melakukan Penjualan secara kredit berarti Anda memiliki Piutang Dagang yang ada di kolom Debet, dan Penjualan ada di kolom Kredit.

Itulah pencatatan transaksi Penjualan pada Sistem Periodik. Sedangkan pencatatan menggunakan Sistem Perpetual yaitu seperti di bawah ini :

Penjualan Tunai dengan pencatatan Sistem Perpetual

  • Kas (Debet)
  • Penjualan (Kredit)

Pencatatan HPP

  • Harga Pokok Penjualan (Debet)
  • Persediaan Barang Dagangan (Kredit)

Penjualan Kredit dengan pencatatan Sistem Perpetual

  • Piutang dagang (Debet)
  • Penjualan (kredit)

Pencatatan HPP

  • Harga Pokok Penjualan (Debet)
  • Persediaan Barang Dagangan (Kredit)
  1. Diskon dan Retur

Umumnya, pada kondisi tertentu untuk meningkatkan Penjualan, Anda juga bisa memberikan diskon. Selain itu apabila barang yang Anda jual atau Anda beli mengalami kerusakan atau kekurangan juga harus ada pencatatan yang disebut dengan istilah Retur.

Baca Juga :  5 Cara Ajarkan Anak Bijak Mengatur Uang

Berikut ini pencatatan jurnal untuk Diskon dan Retur Penjualan serta Pembelian :

Diskon penjualan

  • Diskon Penjualan (Debet)
  • Piutang Dagang (Kredit)

Retur dan Potongan Harga Penjualan

  • Retur dan Potongan Penjualan (Debet)
  • Piutang Dagang (Kredit)
  • Persediaan Barang Dagang (Debet)
  • Harga Pokok Penjualan (Kredit)

Pencatatan Potongan Pembelian menggunakan Sistem Perpetual

  • Utang Dagang (Debet)
  • Persediaan barang dagangan (Kredit)

(Persediaan barang dagang dicatat pada Kredit karena Retur dan Potongan pembelian secara langsung mengurangi jumlah Persediaan barang dagangan).

Pencatatan Retur dan Potongan Pembelian menggunakan Sistem Periodik

  • Utang Dagang (Debet)
  • Retur dan Potongan Pembelian (Kredit)

Yups, begitulah pencatatan transaksi ke dalam jurnal pada Sistem Periodik dan Sistem Perpetual dalam Akuntansi Perusahaan Dagang. Kelihatannya memang sedikit rumit pada Sistem Perpetual nya, karena Anda harus mencatatnya dua kali. Tapi ini sangat penting untuk keuangan yang teratur dan keakuratan data bisnis.

Mungkin Anda juga menyukai

23 Respon

  1. Maria Widjaja berkata:

    Artikel ini sarat informasi yang sepertinya baik untuk dijadikan materi untuk training di kantor nanti.

  2. Dayu Anggoro berkata:

    Masih sedikit bingung si membaca artikel ini, tapi terima kasih Ka untuk informasi yang menambah wawasan saya.

  3. Ifa Mutia berkata:

    Jadi ingat waktu belajar akuntasi. Kalau tidak dipraktekan susah ngertinya. Semua harus dicatat pada pos nya masing masing.

  4. Taumy berkata:

    Baru dengar yang system perpetual, nambah ilmu baru lagi baca ini. Jadi ingat mata pelajaran Akuntansi, pas SMA dulu.

  5. Paulus Wahyu Miko berkata:

    Tetiba saya terpanggil karena saya jurusan akuntansi wkwkwk saya paling suka dengan akuntansi perusahaan manufaktur hehe. kalo perusahaan dagang asyik dan sedeerahana, kalo manufaktur sudah harus berpoikir dua kali ekwkwk

  6. Inez berkata:

    jadi ingat jaman kuliah belajar ginian.

  7. Ristiyanto berkata:

    Di perusahaan dagang juga ada penghitungan Harga Pokok Penjualan :

    (Persediaan awal + Pembelian Bersih) – Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan.

    Rumus ini tetap saya ingat sampai sekarang wkwkwk

  8. Wah bagus nih. Karena pencatatan akurat tentu akan bermanfaat bagi perusahaan dagang yang bersangkutan.

  9. Iqbal berkata:

    Ini justru sederhana banget, saya pakai SAP jurnalnya repot… Persediaan aja akunny abeda2, ada Persediaan Bahan Baku, Persediaan Produk, Persediaan Bahan Pendukung, dst….

  10. Antin Aprianti berkata:

    Inget zaman kuliah belajar Akuntansi sampe kelapa berasap, ini sebenernya masih sederhana ya kak tapi kalo baca teori gini suka bingung haha

  11. airin berkata:

    Wah , jadi keinget mata kuliah manajemen keuangan. Aku cuma dapet B kayaknya.. hiks

  12. Kelanakucom berkata:

    Bingung baca artikel ini. Jaman SMA dapet pelajaran akuntansi sampai ikutan les gara2 ga paham2.
    Btw, trims untuk informasinya.

  13. Budi Setiadi berkata:

    Harus banyak belajar dari sini nih, karena aku gak mudeng2 kalau bahas akuntansi..

  14. beni berkata:

    Ternyata tidak sesederhana yang saya kira ya, kalo mau buat laporan itung-itungan kalo mau buka usaha. Kurang mudeng sih awalnya, tapi jujur sih mau belajar ilmu akuntansi ini.

  15. wulan berkata:

    wah wah ribet ya jadi anak akuntansi itu, aku engga ada basic pengetahuan tentang keunagan, akuntansi atau pembukuan nih, banter banternya aku cuma nyatat keuangan pribadi aja, debit, kredit, saldo, cicilan, tabungan ahahahhah

  16. Dari zaman SMA aku paling ga bisa akuntansi. Jurnal umum, jurnal khusus semua ga ada yg sama jumlahnya ahahah. Salut sama akuntan, salut sama Kak Maya yang kepikiran nulis artikel akuntansi begini

  17. Dewi Setyowati berkata:

    Ini pengetahuan penting buat yang punya dan akan memulai usaha dagang nih. Kalau saya sih belum..hehehhe.

  18. Eka Murti berkata:

    Kayak masa2 kuliah deh baca ini. Jd inget dulu bikin neraca smp nangis darah padahal uangnya juga ga ada.. Hahaha

    Klo dipekerjakan skr sudah pakai aplikasi jd nggak serumit dulu lg.

  19. Eka Rahmawati berkata:

    Duh saya paling gak bisa kalo pelajaran itung2an hehehhe. Soalnya kurang teliti orangnya. Heheeh. Saya salut sama Mba Mae, bisa nulis apa aja. Nulis berkaitan akuntansi aja dijabanin hehehe

  20. lenifey berkata:

    Anak teknik hadir dan apalah aku nggak paham.. hahah.. mungkin harus di catat baik2 sih kalo mau paham begini sekalian contoh2. Eh tapi ini nanti jadinya kuliah akutansi. Hahah..
    Tapi btw sekarang2 ini lagi rada penasaran sih sama ilmu2 ekonomi. Yaah semacam ekonomi dasar bagaimana mengatur flow uang gaji masuk dan keluar gitu kak supaya lebih teratur. Hihihi

  21. Harjuna edi berkata:

    Seketika inget jaman sekolah, tapi semua sudh lupa. Setelah baca tulisan ini perlahan jadi inget.. hehe.. thanks tulisannya

  1. 22/12/2018

    […] Jenis Pencatatan Transaksi Pada Akuntansi Perusahaan Dagang […]

  2. 15/04/2019

    […] Baca Juga : Jenis Pencatatan Transaksi Pada Akuntansi Perusahaan Dagang […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *